Wednesday 6 January 2016

FlashBack Kebahagiaan yang hilang (melalui permainan anak)

Mau tidak mau,suka tidak suka dengan semakin berkembangnya teknologi yang begitu pesat hingga merambah wilayah daerah/pedesaan, semakin menjadikan alasan sebuah kepraktisan salah satu sebab mengapa banyak anak2 yang enggan melakukan permainan tradisional. Dengan ketergantungan mereka akan permainan2 yg lebih modern & berteknologi, seorang anak berpikir tanpa perlu ketergantungan dengan orang lain. Maksudnya mereka bisa bermain sendiri tanpa harus mencari teman seperti halnya permainan tradisional yang membutuhkan beberapa pemain (2 atau lebih pemain).
Sepintas memang terlihat tdk begitu mengkhawatirkan dan para orang tua juga merasa lebih senang karena kalo anak2 mereka tidak bermain yang berbahaya atau membuat baju jadi kotor. Padahal dengan membiarkan anak2 tenggelam dalam permainan yang berbau teknologi tsb akan merusak mental&perkembangan jiwa mereka. Sehingga akan tumbuh menjadi seorang yang egois serta individualis dan enggan bekerja keras karena sudah terpola berpikir praktis.
Kenapa?karena dalam permainan tradisional secara tidak langsung akan mengajari mereka untuk lebih kreatif, hidup bersosialisasi, kekompakan, dan melatih fisik (seperti halnya berolahraga). Ada berbagai macam permainan tradisional diantaranya:

Layangan

Permainan layangan ini sangat begitu mengasyikkan, karena kita dituntut supaya gigih agar layangan tersebut bisa naik tinggi ke langit. Saya bukan saja senang menaikkan layangan tersebut ke langit tetapi juga pandai untuk membuatnya. Menaikkan layangan ini juga membutuhkan sedikit teknik, agar layangan itu dapat dikontral naik ke atas dan menghindari menukit ke bawah.

Layangan ini juga membutuhkan tali yang sesuai dengan daya tegangannya, agar benang tidak terlalu kendor ataupun putus saat sudah melayang ke atas. Benang yang terlalu kendor mngakibatkan menurunnya ketinggian layangan, sedangkan benang yang putus disebakan karena benang tersebut terlalu tipis sehingga tidak mampu menahan tegangan saat angin berhembus kencang ataupun saat benang bergesekkan dengan benang layangan orang lain. Hal yang menyebalkan, apabila layangan tidak bisa naik karena mesti di atur dulu regangan di “taraju”  itu bahasa di daerah Minang kampung saya. Atau saat layangan naik tapi malah nyangkut di pohon ataupun di tiang listrik, lebih parahnya saat layangan itu putus, kalau mau kembali layangan mesti jadi pelari marathon yang bisa juara satu ditambah lagi pandai panjat tebing kalau layangannya putus nyangkut di pohon atau di atas rumah orang. Itulah sedikit cerita saat aku main layangan dulu. 


Bermain gambar
 

Nah ini, permainanannya terkadang menggunakan kekuatan tangan dan skill akurasi kalau bermain gambar mnggunakan batu sebagai gundu untuk dilemparkan ke arah gambar yang ditumpuk secara rapi di dalam lingkaran di atas tanah.
Atau bermain dengan menggunakan tangan yang ditepukkan dengan tangan lawan kita, di dalam tepukan itu di isi dengan gambar jagoan kita. Cara menangnya, apabila gambar itu jatuh ke lantai dan terlihat gambarnya.



Bermain kelereng /Guli
Ayo siapa yang tidak pernah main kelereng, sampai sekarang mungkin masih terlihat anak – anak yang suka bermain kelereng ini.
Seperti di gambar atas, kelerang diletakkan di dalam lingkaran dan pemain berusaha untuk mengadu dengan kelereng yang menjadi “gundu”. Kelereng yang menjadi “gundu” tidak boleh sampai tertahan di dalam lingkaran tersebut. Ada juga yang namanya “ main pot” menggunakan segitiga. Kelereng diletakkan di setiap sudut dan garis pertengahan sudut segitiga tersebut. Banyak lagi tipe permainan lainnya dengan  menggunakan kelereng ini.
Bermain Petak Umpet/ Alip Cindung

Permainan ini dimulai dengan hompinpa, yaitu mencari siapa yang kalah terakhir, yang nantinya bakal menjadi pencari teman yang bersembunyi. Setelah ada sebagai pencari teman, maka pemain yang lain akan bersembunyi sambil dihitung. Setelah itu, siapa yang ditemukan awal dari bersembunyi maka dia yang akan menjadi sebagai pencari teman berikutnya, begitu seterusnya.



Bermain tomong/ Meriam Bambu


Tomong merupakan sebuah alat yang berbentuk meriam tapi terbuat dari bambu dengan diameter yang kita sukai apabila dimainkan akan mengeluarkan suara mirip meriam. Tomong itu sendiri di isi dengan minyak tanah dan dicampur  garam, bahkan ada yang ditambahi dengan karbit biar lebih keras bunyi tapi membuat tomong cepat hancur.
Bermain tomong ini merupakan sebutan dari daerah Minang juga dan termasuk permainan musiman. Permainan tomong ini paling sering dimainkan pada bulan Ramadhan tepatnya saat umat Islam memulai puasa selama sebulan. Ayo berperang, bukan perang hancuran  tapi cuma perang adu suara tomong siapa yang paling membahana. Hati – hati jangan sampai meresahkan orang lain ataupun membuat gendang telingamu pecah.

Bermain patok lele


Patok  lele adalah permainan rakyat yang tidak saja dimainkan oleh anak-anak tetapi juga orang dewasa, terutama bagi kaum laki-laki, namun ada juga permainan ini dilakukan atau diikuti oleh kaum perempuan. hampir setiap daerah di sumatera ini mengenal permainan patok lele, sehingga masing-masing daerah mengklaim kalau permainan itu merupakan permainan tradisional kampung atau daerah mereka. sejarah tidak ada menyebutkan dari mana permainan ini berasal. tapi sebahagian besar masyarakat di pulau sumatera dan simenajung melaka mengenal dan bisa memainkan permainan patok lele ini. mungkin karena peralatan nya sederhana (2 potong kayu masing-2 sepanjang  35-40 cm sbg induk dan 15 cm sebagai anakan) yang  mudah didapat disekitar kita, atau mungkin juga karena permainan nya sangat mudah sehingga bisa dimainkan  oleh semua orang (bekelompok dan bisa lebih dari 2 orang)
Permainan terdiri dari 3 tahap :

a.       a. Ngungkil – mencongkel, kayu lele ditaruh melintang dekat ujung lubang yang menghadap lapangan permainan, kemudian dengan menunduk pada lubang, si A memegang pangkal kayu patok, lalu sekuat tenaga ia mencongkel kayu lele tersebut ke muka di mana B bersiap-siap menyambut pada jarak 15 meter di depan A. Bila B tidak berhasil menangkap kayu lele, maka A tetap bermain. A menaruh kayu patok melintang di atas lubang dan B melempar kayu patok tersebut dengan kayu lele. Kalau lemparan B berhasil maka A dinyatakan mati, lalu B yang bermain.

  1. Ngetok (memukul beberapa kali) A berdiri dekat lubang memegang pangkal kayu patok dan kayu lele ditaruh di atasnya dalam keadaan seimbang. Sambil berjalan menjauhi lubang, A menyentakan ke atas kayu lele tadi, kemudian disambut dengan pukulan kayu patok ke atas lagi dengan pukulan yang perlahan-lahan agar dapat disambutnya kembali dengan pukulan. Semakin sering kayu lele tersebut dapat disambut dengan pukulan-pukulan ke atas kembali adalah semakin baik. Sementara itu B berusaha merebut untuk menyambut kayu yang terlontar ke atas itu, apabila B berhasil menyambutnya permainan A dinyatakan mati, kemudian digantikan oleh B sementara B mendapat nilai atas tangkapannya.
  2. Matok artinya memukul kayu lele pada lubang. Bila pada tahap kedua (ngetek) A belum berhasil mendapat nilai yang disepakati sedang permainannya belum mati, maka dilanjutkan dengan permainan tahap matok. Matok disini dimaksudkan adalah memukul kayu lele dengan diletakkan pada lubang permainan, dimana kayu lele tersebut sebagian berada dalam lubang yang disandarkan miring kea rah depan lapangan permainan sedang yang sebagian lagi berada di luar lubang. Kayu yang di luar lubang inilah yang harus dipukul sehingga kayu lele tersebut melambung keatas, kemudia A harus dapat memukul kembali. Bila kayu dapat disambut B maka permainan A dinyatakan mati sebagaimana tahap-tahap sebelumnya.
Bermain pletokan
Pletokan dibuat dari bambu, panjang 30 cm dengan diameter 1-1/2 cm. Bambu dipilih yang kuat dan tua supaya tidak cepat pecah. Bambu dibagi dua. Untuk penyodok, bambu diraut bundar sesuai dengan lingkaran laras dan bagian pangkal dibuat pegangan sekitar 10 cm. Potongan bambu yang lain, ujungnya ditambahkan daun pandan atau daun kelapa yang dililit membentuk kerucut supaya suaranya lebih nyaring. Peluru dibuat dari kertas yang dibasahkan, kembang, atau pentil jambu air. Peluru dimasukkan ke lubang laras sampai padat lalu disodok.

Cara bermainnya pun mudah, peluru yang dibuat dari kertas yang dibasahkan, bunga jambu air atau dedaunan dibentuk seperti bola-bola kecil dan di masukkan dengan batang penolak diujung laras, berikutnya peluru selanjutnya dimasukkan dan ditolak dengan batang penolak, peluru kedua ini mempunyai fungsi sebagai klep pompa untuk menekan peluru yang pertama. terus fungsi kertas basah yang kedua adalah sebagai peluru berikutnya.

Bermain senjang rok / engklek


 Nama permainan ini berasal dari daerah Minang atau lebih akrabnya dengan nama engklek.

Walapun permainan ini dikategorikan permainan untuk anak perempuan tapi dibutuhkan juga anak laki – laki untuk mencukupi kekurangan pemainnya, makanya saya juga sering di ajak main senjang rok ini.
Peserta permainan ini melompat menggunakan satu kaki disetiap petak – petak yang telah digambar sebelumnya ditanah. Untuk dapat bermain setiap anak harus berbekal “gacuk” yang biasanya berupa pecahan genting, yang juga disebut “kreweng” yang dalam permainan. Kreweng ini ditempatkan disalah satu petak yang tergambar ditanah dengan cara dilempar. Petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak / ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat kepetak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak – petak yang ada. Pemain yang telah menyelesaikan satu putaran terlebih dahulu berhak memilih sebuah petak dijadikan sawah mereka, yang artinya dipetak tersebut pemain yang bersangkutan dapat menginjak petak itu dengan dua kaki, sementara pemain lain tidak boleh menginjak petak itu selama permainan. Peserta yang memiliki kotak yang paling banyak adalah yang akan memenangkan permainan ini.

Bermain congklak


Permainan congklak menggunakan papan permainan yang memiliki 14 lubang dan 2 lubang induk yang ukurannya lebih besar. Dimainkan oleh 2 orang. Satu lubang induk terletak pada ujung papan dan lubang induk lainnya terletak di ujung lainnya. Di antara kedua lubang induk terdapat 2 baris yang tiap barisnya berisi 7 lubang yang jumlahnya 14 lubang.
iap lubang kecil diisi dengan 7 biji yang biasanya terbuat dari kerang atau plastik. Kecuali lubang induk yang dibiarkan kosong. Setelah menentukan siapa yang akan mulai lebih dulu, maka permainan dimulai dengan memilih salah satu lubang dan menyebarkan biji yang ada di lubang tersebut ke tiap lubang lainnya searah jarum jam. Masing-masing lubang diisi dengan 1 biji. Bila biji terakhir jatuh di lubang yang ada biji-bijian lain maka biji yang ada di lubang tersebut diambil lagi untuk diteruskan mengisi lubang-lubang selanjutnya. Jangan lupa untuk mengisikan biji ke lubang induk kita setiap melewatinya. Sedangkan lubang induk lawan tidak perlu diisi. Bila biji terakhir ternyata masuk dalam lubang induk kita, berarti kita bisa memilih lubang lainnya untuk memulai lagi, tetapi bila ternyata saat biji terakhir diletakkan pada salah satu lubang kosong, berarti giliran untuk lawan kita. Bila lubang tempat biji terakhir itu ada di salah satu dari 7 lubang yang ada di baris kita, maka biji yang ada di seberang lubang tersebut beserta 1 biji terakhir yang ada di lubang kosong akan menjadi milik kita dan akan masuk dalam lubang induk kita. Setelah semua baris kosong, maka permainan dimulai lagi dengan mengisi 7 lubang milik kita, masing-masing dengan 7 biji dari biji yang ada di lubang induk kita. Dimulai dari lubang yang terdekat dengan lubang induk, bila tidak mencukupi maka lubang lainnya dibiarkan kosong dan selama permainan tidak boleh diisi. Walaupun sering dimainkan perempuan tapi saya juga ikut main congkak ini karena masih anak – anak belum begitu malu.

Permainan Cakbur/ Galah Panjang/ Sodor

Permainan ini hampir mirip dengan permainan Bentengan tapi permainan ini sering dimainkan di tanah Minang dan Melayu.Permainan Cak Bur ini juga dikenal dengan nama permainan galahpanjang. Permainan ini disebut Cak Bur karena pada saat permainan dimulai penjaga mengatakan “Cak” dan ketika permainan berakhir pemain mengatakan “Bur”. Pemainan ini biasa dimainkan oleh anak-anak di daerah Sumatera Barat dan Riau. Namun permainan ini juga banyak dimainkan oleh orang dewasa. Permainan ini dimainkan oleh dua tim dalam suatu arena yang disebut gelanggang. Gelanggang ini dapat dibuat outdoor maupun indoor. Gelanggang ini terdiri atas kotak-kotak yang dibuat di tanah atau lantai dengan ukuran + 2x2 meter. Namun ukuran gelanggang ini bisa disesuaikan dengan tempat permainan yang tersedia. Salah satu tim berperan sebagai penjaga gelanggang dan tim lainnya sebagai pemain. Jumlah anggota pada masing-masing tim harus sama. Jumlah kotak dalam gelanggang adalah jumlah pemain pada masing-masing tim dikurang satu. Tim penjaga bertugas menjaga gelanggang agar tim yang main tidak bisa melewati batas gelanggang dan masuk ke dalam gelanggang. Setiap orang dalam tim penjaga ini menjaga satu garis yang menjadi tanggung jawabnya dan dia tidak boleh keluar dari garis yang menjadi tempat jaganya. Sedangkan tim pemain bertugas melewati para penjaga untuk dapat melewati gelanggang dan kembali kedepan.
Permainan dimulai dengan membuat gelanggang. Setelah membuat gelanggang permainan, dipilihlah ketua untuk masing-masing kelompok. Lalu masing-masing ketua akan mengundi kelompok mana yang akan menjadi penjaga dan mana yang menjadi pemain. Setelah itu, masing-masing kelompok menuju tempat masing-masing. Penjaga akan menuju gelanggang dan menjaga garis masing-masing. Ketua penjaga akan berada si garis tengah yang membagi gelanggang menjadi dua bagian dan bebas menjaga dari depan ke belakang. Kelompok pemain menuju bagian depan gelanggang dan bersiap-siap memasuki gelanggang yang dijaga tadi. Setelah itu, semua penjaga merentangkan tangannya dan penjaga garis paling depan mengatakan “CAK” dan dimulailah permainan. Pemain berusaha melewati setiap kotak dalam gelanggang dan sampai pada bagian paling akhir dan kembali lagi ke depan tempat permainan dimulai. Sedangkan penjaga berusaha menjaga agar pemain tidak melewati garis yang digajanya. Pemain tidak boleh tersentuh oleh penjaga. Jika pemain tersentuh olah penjaga maka posisi akan bertukar, pemain manjadi penjaga, dan penjaga menjadi pemain. Kemenangan akan dicapai apabila pemain bisa melewati seluruh gelanggang dan dapat kembali ke depan. Ketika pemain berhasil melewati pemain yang menjaga garis depan untuk kembali maka dia mengucapkan “BUR” yang menandakan bahwa kelompoknya telah menang.

Permainan Tazooz

Kawan Djadoel masih ingat dengan yang namanya Tazos? Itu loh mainan anak berupa disk kecil yang biasanya bergambar tokoh-tokoh kartun. Mainan ini pertama kali dibuat oleh Frito-Lay, sebuah perusahaan yang merupakan anak perusahaan dari Pepsi Ltd yang berada di Amerika.

Pada awalnya Tazos adalah hadiah dari makanan kecil, walaupun ada pula yang menjual Tazos secara terpisah. Bentuk Tazos bermacam-macam, ada yang segi delapan, bentuk lingkaran dan lingkaran yang bergerigi dibagian sampingnya. Karena beragam bentuk dan gambarnya inilah, banyak anak-anak yang menjadikannya sebagai barang koleksi saat itu. Di Indonesia, Tazos yang paling tekenal ialah Tazos dengan gambar Pokemon dan Looney Tones yang bergerigi di bagian sampingnya. Hal ini kemudian memicu kenaikan penjualan produk-produk yang memberikan hadiah Tazos pada setiap penjualanya. Padahal Tazos cuma terbuat dari plastik, karton atau seng. Karena kesuksesanya itulah maka kemudian Tazos menjadi senjata ampuh untuk meningkatkan penjualan produk anak-anak. Zaman dulu Tazos ini bisa didapat dengan membeli makanan ringan “Chiki, Cheetos dan JETZ”. Ketiga snack tersebut diproduksi oleh Indofood Fritolay Makmur yang bekerja sama langsung dengan PepsiCo.

Tazos ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang dan bentuk permainannya bermacam-macam. Salah satu yang sering dilakukan zaman dulu ialah bermain tembak sasaran dengan Tazos ini. Permainannya dimulai dengan mengumpulkan Tazos masing-masing peserta dengan jumlah yang telah disepakati bersama. Kemudian Tazosnya ditumpuk ke atas dan mulai menembak dengan Tazos jagoannya. Yang mulai pertama biasanya ditentukan dengan Hopimpa. Siapa yang bisa menembak mengenai tumpukan Tazos, ia berhak mengambil semua Tazos yang telah ditumpuk tadi. Tapi ada pula yang cara bermainnya dengan melemparkan Tazos secara bersamaan ke udara. Yang menang ialah yang Tazosnya jatuh dalam posisi gambarnya berada di atas dan berhak mengambil Tazos yang kalah.
Selain itu, ada juga yang memainkan Tazos ini menjadi sebuah karya seni. Di mana zaman dulu banyak orang yang merangkai Tazos ini menjadi berbagai bentuk unik. Ada yang membuatnya menjadi rangkaian pesawat terbang, sepeda, boneka sampai merangkai seperti bola.

Bermain Ular naga/ Tamtambuku

Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan di luar rumah di waktu sore dan malam hari. Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah yang agak luas. 
Permainan ini, dimulai dengan berbaris bergandeng pegang 'buntut', yakni anak yang berada di belakang berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang di mukanya. Seorang anak yang lebih besar, atau paling besar, bermain sebagai "induk" dan berada paling depan dalam barisan. Kemudian dua anak lagi yang cukup besar bermain sebagai "gerbang", dengan berdiri berhadapan dan saling berpegangan tangan di atas kepala. "Induk" dan "gerbang" biasanya dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara, karena salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka lakukan.  Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga yang berjalan-jalan dan terutama mengitari "gerbang" yang berdiri di tengah-tengah halaman, sambil menyanyikan lagu. Pada saat-saat tertentu sesuai dengan lagu, Ular Naga akan berjalan melewati "gerbang". Pada saat terakhir, ketika lagu habis, seorang anak yang berjalan paling belakang akan 'ditangkap' oleh "gerbang". Setelah itu, si "induk" --dengan semua anggota barisan berderet di belakangnya-- akan berdialog dan berbantah-bantahan dengan kedua "gerbang" perihal anak yang ditangkap. Seringkali perbantahan ini berlangsung seru dan lucu, sehingga anak-anak ini saling tertawa. Sampai pada akhirnya, si anak yang tertangkap disuruh memilih di antara dua pilihan, dan berdasarkan pilihannya, ditempatkan di belakang salah satu "gerbang". Permainan akan dimulai kembali. Dengan terdengarnya nyanyi, Ular Naga kembali bergerak dan menerobos gerbang, dan lalu ada lagi seorang anak yang ditangkap. Perbantahan lagi. Demikian berlangsung terus, hingga "induk" akan kehabisan anak dan permainan selesai. Atau, anak-anak bubar dipanggil pulang orang tuanya karena sudah larut malam.

Bermain Lompat tali/ Yeye
Permainan ini sudah tidak asing lagi tentunya, karena permainan lompat tali ini bisa ditemukan hampir di seluruh indonesia meskipun dengn nama yang berbeda-beda. Permainan lompat tali ini biasanya identik dengan kaum perempuan. tetapi juga tidak sedikit anak laki-laki yang ikut bermain termasuk saya yang dulunya.
Permainan lompat tali tergolong sederhana karena hanya melompati anyaman karet dengan ketinggian tertentu. Jika pemain dapat melompati tali-karet tersebut, maka ia akan tetap menjadi pelompat hingga merasa lelah dan berhenti bermain. Namun, apabila gagal sewaktu melompat, pemain tersebut harus menggantikan posisi pemegang tali hingga ada pemain lain yang juga gagal dan menggantikan posisinya.

Bisa dilakukan perorangan ataupun berkelompok. Jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang, batang pohon atau pada apa pun yang memungkinkan, lalu melompatinya. Permainan secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala dan kaki sambil melompatinya.

Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Diawali dengan gambreng atau hompipah untuk  menentukan dua anak yang kalah sebagai pemegang kedua ujung tali. Dua anak yang kalah akan memegang ujung tali; satu di bagian kiri, satu anak lagi di bagian kanan untuk meregangkan atau mengayunkan tali. Lalu anak lainnya akan melompati tali tersebut. Aturan permainannya simpel; bagi anak yang sedang mendapat giliran melompat, lalu gagal melompati tali, maka anak tersebut akan berganti dari posisi pelompat menjadi pemegang tali. Alat yang dibutuhkan cukup sederhana. Bisa berupa tali yang terbuat dari untaian karet gelang atau tali yang banyak dijual di pasaran yang dikenal dengan tali skipping.

      Bermain kejar – kejaran ( bermain ‘ En )
 Permainan ini sangat mudah dilakukan, karena hanya membutuhkan kecakapan dan kegesitan dalam berlari. Kalau dalam olahraga ini sangat berguna untuk melatih perkembangan motorik.

Permainannya diawali dengan hompinpa, dimana  yang kalah ditentukan oleh bentuk telapak tangan yang paling sedikit. Maka dia sebagai pengejar awalnya dan harus mengejar pemain lain sampai menyentuhnya hingga bergantian terus yang menjadi pengejar. Permainan ini, diperlukan 1 orang sebagai pengejar dan pemain selebihnya harus berlari dan menghindar dari sentuhan tangan pengejar. Apabila ada salah seorang yang berlari lalu bilang “ En” maka dia harus berhenti dan tidak boleh bergerak, kalau bergerak dia yang akan menggantikan jadi pengejar. Dan pengejar pun tidak boleh terus mengejarnya, jika sudah menyebut “ En “. Kalau diteruskan mengejar dan menyentuhnya maka tidak sah atau percuma saja. Seseorang yang sudah menyebut “En” maka dia seperti patung yang tidak boleh bergerak, kalau ingin bergerak kembali maka harus disentuh dulu oleh pemain yang berlari atau belum menyebut kata “En”. Lakukan dengan semangat maka keringatpun akan bercucuran dan hati – hati jangan sampai jatuh sehingga mengakibatkan luka – luka.

Bermain Karet Gelang


Berbagai bentuk yang dapat kita buat dari karet gelang ini, cuma saja hati – hati jangan sampai kena mata. Permainan ini berlangsung dalam serangkaian langkah, antara dua anak atau sendirian. Tujuannya menciptakan suatu bentuk dengan karet gelang. Meski mudah, kita perlu latihan dan bersabar untuk menguasainya. Nah, coba trik berikut ini untuk membangun Menara Eiffel. Kita bisa main sendiri atau sama teman. Kita cuma butuh karet gelang yang bisa molor panjang. Pasang karet di jempol dan kelingking mengitari kedua telapak tangan. Tarik tangan agak jauh supaya karet menegang. Sorong jari kanan sampai bisa mengait karet yang melintang di telapak tangan kiri. Bentangkan sedikit telapak tangan. Lakukan hal yang sama dengan jari dan telapak tangan yang lain. Kemudian, bentangkan lagi. Ini posisi satu, Superkids. Sekarang, gunakan kedua jempol untuk meraih karet yang melingkar di jari telunjuk. Tarik jempol mundur ke arah tubuh – lihat kan, ada dua loop di tiap jempol. Tarik karet bagian bawah jempol dengan kelingking, kaitkan melewati karet di atasnya. Turunkan kedua kelingking dan tarik tangan melebar. Miringkan jempol. Nah, ambil karet paling atas menggunakan gigi. Jatuhkan loop di ibu jari, maka kita berhasil membuat Menara Eiffel.

Bermain Egrang
Egrang adalah salah satu permainan tradhisional yang tidak asing lagi. Meskipun di berbagai daerah dikenal dengan namayang berbeda – beda. Saat ini mungkin sudah mulai sulit ditemukan, baik di daerah pinggiran maupun di kota. Permainan Egrang ini terdiri dari dua potong bambu yang tingginya antara 2-3 meter dan tempat buat pijakan kaki yang juga terbuat dari bambu.     cara membuatnya yaitu, kita memotong dua buah bambu yang masing-masing panjangnya kira-kira 2-3 meter. Kemudian memotong dua buah bambu lagi untuk membuat pijakan kaki nantinya yang masing-masing panjangnya kira-kira 20-30 cm. Kemudian bambu yang panjangnya 2-3 meter tadi di beri lubang kira-kira 30 cm dari bawah untuk memasukkan bambu yang berukuran penfek yang nantinya sebagai pijakan kaki. Setelah bambu untuk pijakan kaki terpasang Egrang siap untuk digunakan. Egrang ini biasanya di gunakan untuk perlombaan lari (adu kecepatan) atau saling menjatuhkan dengan cara memukulkan kaki-kaki bambu.




Permainan Buah Para/ Biji Karet
 ini adalah Biji Karet, bukan telur burung puyuh ya.... , cara maininnya, pilih biji karet jagoan kamu, nanti di adu sama pemain lain, biji karet yang terbelah dia yang kalah

Nah kemana kah mainan mainan ini semua...??? saya pun gak tau jelasnya palingan ada beberapa yang masih bisa ditemukan hehe...tapi jangan lupakan masa lalu yang indah ini bro kita emang beruntung  jadi anak angkatan 90an bisa ngalamin transisi zaman anak dari yg dulu  sampe tren skrg ini

Gimana seru ga nostalgia nya? senang banget ya gan kita pernah ngerasain semua mainan diatas, walaupun sekarang mainan di atas sudah gak dilirik anak-anak lagi karena kalah sama game konsol dan game online, tapi kenangannya gak bakal tergantikan dan masih banyak sih permainan masa lalu yg menarik. seperti gontri, acilot, kring, pecah piring, kuda tunggang dll.


'Salam Anak 90an'
 

No comments:

Post a Comment